Makassar, Inilahmedia.ID – Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Baratm enilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap terjaga.
Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.
Kepala kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman menyampaikan itu seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat (6/1/2024).Pihaknya bersama Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga, Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (FKIJK Sulselbar) dan seluruh stakeholders terus mengoptimalkan kontribusi sektor jasa keuangan dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang inspiratif dan memberikan dampak besar (high impact). Perkembangan Sektor Perbankan
Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi November 2023 tumbuh 10,85 perseny oy dengan nominal mencapai Rp188,7 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,74p ersen yoy dengan nominal mencapai Rp124,9 triliun, dan kredit yang disalurkantercatat tumbuh 12,63 persen yoy dengan nominal mencapai Rp155,9 triliun.
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan toDeposit Ratio (LDR) 124,01 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan NPL 2,93 persen.
Sampai dengan November 2023, penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp124,9 triliun atau tumbuh 6,74% (yoy) dan 6,75% (ytd). DPK masih didominasi oleh tabungansebesar Rp74,2 triliun (59,42%), deposito sebesar Rp30,0 triliun (16,64%) dan girosebesar Rp20,8 triliun (23,95%).
Share Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh kredit produktif
sebesar Rp88,1 triliun (56,46%), sedangkan kredit Konsumtif sebesar Rp67,9 triliun
(43,54%). Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada portofolio kredit produktif
khususnya kredit investasi. Adapun 5 sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar disumbang oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp38,2 triliun(24,49%).