Makassar, Inilah.ID – Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) akan membuat sumur resapan di 3 kecamatan, Makassar.
Kepala Bidang Drainase Dinas PU Makassar, Nur Hidayat menyampaikan itu saat ditemui di Balaikota. Dia mengatakan, telah mengajukan pengerjaan proyek tersebut di tahun ini.
Diketahui, sumur resapan merupakan teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu. Fungsinya sebagai tempat penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.
“Jadi tiga paket, tiap kecamatan satu paket, total anggarannya itu Rp400 juta per satu paket, (Rp1,2 milliar total),” imbuh Hidayat
Sementara jumlah total pengerjaan per satu paket belum bisa dipastikan, ini diserahkan ke masing-masing rekanan untuk menyesuaikan anggaran berapa pengerjaan yang mampu dilakukan di tiap wilayah itu.
Sedangkan titik-titiknya diserahkan ke kelurahan untuk meninjau kawasan mana yang paling tepat.
Yang jelas, titik-titik tersebut akan menyasar kawasan rawan genangan, beberapa contoh, seperti kawasan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanayya yang tiap tahunnya menjadi langganan banjir saat musim hujan, hingga wilayah Batua Raya, Panakkukang.
Kemudian tujuan kedua akan memperbaiki kualitas air tanah di Makassar, dimana sangat buruk akibat tak tergantikan dengan resapan air baru. Pun akan memberikan cadangan air tanah untuk mencegah kekeringan.
“Makanya (proyek ini) masuk kegiatannya pembangunan sumur air tanah untuk air baku, itu membantu air tanah pada saat musim kemarau,” katanya.
Sementara untuk desain dan ukuran sumur tersebut mencapai 3-4 meter.
Hidayat melanjutkan, pembangunan sumur resapan ini memang baru menyasar tiga kecamatan, pihaknya tak memasukkan kawasan Tallo, Sangkarrang, Wajo dan Ujung Tanah atau merupakan wilayah Utara Makassar yang notabene merupakan kawasan kekeringan sebab adanya masalah kondisi tanah yang berbeda.
“Pengukuran air tanah, pada saat air tanahnya landai, dekat dari tanah itu tidak bisa, sementara daerah-daerah Utara, air tanahnya landai, jadi kita tidak disarankan di sana,” katanya.
Kepala Dinas PU Makassar, Zulhaesi Zubir menerangkan konsep ini mencontoh wilayah DKI Jakarta. Hanya saja untuk pembangunannya akan dilakukan di atas fasilitas umum. Ini berbeda dengan Jakarta yang dibangun di atas aspal.
“Kalau di Jakarta di aspal, kita rencananya di fasum, nanti diratakan,” ujarnya.
Sebab nantinya ini akan menghasilkan semacam manhole, dikhawatirkan ini bisa membuat jalan tidak rata dan membahayakan pengendara.
“Karana dia kan konsepnya seperti beton, digali ada lubang-lubangnya, kemudian dikasi agregat,” jelasnya.
Sementara itu Elsi mengatakan lelang pengerjaan untuk proyek ini ditarget pada April mendatang. Lebih dahulu diajukan perencanaan untuk proyek ini.
“Itu kira-kira satu setengah bulan baru baru sudah,” tandas Elsi.